DEFINISI SUPLEMEN MAKANAN
Suplemen makanan merupakan makanan yang mengandung zat-zat gizi dan non-gizi; bisa dalam bentuk kapsul, kapsul lunak, tablet, bubuk, atau cairan yang fungsinya sebagai pelengkap kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk menjaga agar vitalitas tubuh tetap prima. Sebagai pelengkap, suplemen makanan bukan diartikan sebagai pengganti (substitusi) makanan kita sehari-hari.
KOMPONEN YANG TERKANDUNG DALAM SUPLEMEN
Suplemen makanan umumnya berasal dari bahan-bahan alami tanpa tambahan zat-zat kimia walaupun pada vitamin tertentu ada yang sintetis. Suplemen vitamin seperti asam folat dalam bentuk sintetis memang lebih mudah terserap dalam tubuh, walaupun vitamin E dari bahan alami jauh lebih baik penyerapannya daripada yang sintetis.
APAKAH SUPLEMEN = OBAT? APAKAH SUPLEMEN BISA MENGGANTIKAN OBAT?
Suplemen makanan digolongkan sebagai nutraceutical, sedangkan obat-obatan masuk golongan pharmaceutical. Berbeda dengan obat-obatan yang harus diuji efektivitasnya secara klinis mengikuti serangkaian prosedur, suplemen makanan ini khasiatnya tidak perlu dibuktikan melalui uji klinis. Sampai saat ini pun jenis nutraceutical boleh dijual secara bebas tapi tidak boleh diklaim memiliki khasiat untuk mengobati penyakit seperti halnya obat-obatan. Di Indonesia suplemen makanan dimasukkan dalam golongan makanan, bukan obat. Peraturan Menteri Kesehatan No. 329/Menkes/Per/XII/76 menyatakan, makanan sebagai barang yang untuk dimakan dan diminum tetapi bukan sebagai obat.
Namun akibat pengaruh iklan yang menarik bahwa suplemen makanan dapat menyembuhkan atau mencegah penyakit ini dan itu, timbullah kerancuan. Tentu di sini peranan Ditjen POM (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan), Departemen Kesehatan RI, sangat penting dalam menentukan masalah labelling, claim, serta etika periklanan untuk melindungi konsumen.
Suplemen makanan jangan dianggap sebagai obat dewa yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Peranannya dalam membantu proses pencegahan dan penyembuhan serta rehabilitasi penyakit tertentu memang bisa digunakan. Bukti-bukti ilmiah untuk zat gizi tertentu seperti zat antioksidan, asam lemak esensial (omega-3), memang sudah menunjukkan manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Bahkan dalam suatu seminar di FKUI pernah dibahas beberapa khasiat bahan alami seperti temulawak, bawang putih, bawang merah, dan tempe sebagai antioksidan penangkal senyawa radikal bebas. Kembali pada slogan "Aku Cinta Makanan Indonesia" (ACMI), perlu diingat bahwa sebenarnya makanan tradisional Indonesia dalam pola makan sehari-hari mengandung bahan alami yang banyak mengandung antioksidan.
PERLUKAH QT MENGONSUMSI SUPLEMEN?
Sebagai makanan tambahan atau pelengkap tentunya suplemen makanan harus benar-benar dikonsumsi dalam kondisi yang tepat dan sesuai dengan kondisi tubuh seseorang. Bila makanan yang dikonsumsi seseorang sudah seimbang dan memenuhi prinsip "4 sehat 5 sempurna", cukup berolahraga, cukup beristirahat atau tidur, hidup teratur, tidak stres bahkan bebas dari cemaran zat polutan (udara, makanan, dan air), maka suplemen makanan tentunya tidak dianjurkan untuk dikonsumsi karena kebutuan gizi sudah dipenuhi dari makanan sehari-hari.
Konsumsi suplemen makanan sebenarnya berawal dari konsep kembali ke alam: bahan-bahan alami dikemas begitu rupa dalam bentuk kapsul, pil, dsb. Namun perlu diingat, makanan segar yang beraneka ragam tetap lebih alami dan bermanfaat. Jadi hendaknya, sebelum mengkonsumsi suplemen makanan, kita mempertimbangkan segala aspek: kondisi tubuh, daya beli, dan manfaat yang diinginkan. Mengkonsumsi suplemen makanan jangan dengan alasan mengutamakan gengsi, terbawa mode, atau memenuhi faktor sugesti.
5. SUPLEMEN UNTUK SIAPA?
Beberapa kondisi yang perlu diingat sebagai latar belakang penggunaan suplemen makanan dapat disimak sebagai berikut: dalam masyarakat modern dengan pola makan yang tidak seimbang karena kesibukan dan kurangnya persiapan makanan dengan menu seimbang atau kebiasaan mengkonsumsi makanan olahan seperti junk food yang terkadang memakai zat pengawet atau zat tambahan agar makanan tetap awet. Faktor itu akan mempengaruhi asupan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh. Belum lagi kurangnya waktu untuk berolahraga karena kesibukan kerja, tidak cukup tidur dan istirahat, bahkan faktor stres yang banyak melanda masyarakat terutama di perkotaan.
Dalam keadaan stres, tubuh akan menguras cadangan gula darah (glukosa) dalam tubuh. Cadangan glukosa ini akan diambil dari persediaan protein dan juga karbohidrat tambahan untuk memenuhi energi yang banyak terbuang pada waktu stres. Rendahnya jumlah serotonin dalam otak dapat memacu terjadinya stres, dan untuk meningkatkan serotonin diperlukan konsumsi protein yang memadai termasuk asam amino yang juga mendorong produksi serotonin.
Di samping itu, stres juga memacu ginjal untuk meningkatkan pengeluaran beberapa mineral penting dari tubuh seperti magnesium, seng, dan kalsium. Stres yang berkepanjangan dan tidak segera diatasi dapat menghilangkan selera makan seseorang sehingga kebutuhan zat gizi tidak dapat dipenuhi dari pola makannya yang terganggu. Dalam hal seperti itu, suplemen makanan diperlukan karena dapat membantu melengkapi kekurangan zat gizi.
Faktor lingkungan seperti pencemaran udara yang dapat merupakan sumber radikal bebas bagi tubuh kita kini juga tidak terlepas dari kehidupan kita. Salah satu bahan pencemar udara itu antara lain timah hitam (Pb), hasil buangan dari knalpot kendaraan yang menggunakan bahan bakar (bensin) yang mengandung timah hitam.
Laporan Bank Dunia URBAIR 1994 menyatakan, dampak pencemaran timah hitam atau timbal menimbulkan 350 kasus penyakit jantung dan 62.000 kasus tekanan darah tinggi dengan angka kematian 340 orang per tahun. Sumber radikal bebas lain dari lingkungan di sekitar kita seperti asap rokok, radiasi sinar matahari, sinar X, dll. Dalam hal ini suplemen makanan yang mengandung antioksidan memang dapat membantu menetralkan radikal bebas dengan mengikat elektron bebas dari sumber tersebut. Dengan memusnahkan radikal bebas, kita dapat mengantisipasi dalam mengurangi kerusakan inti sel, membran sel, dan sistem kekebalan tubuh serta meningkatkan perlindungan tubuh kita.
Kondisi lain yang juga perlu diperhatikan yaitu bahwa setiap manusia mempunyai keunikan struktur (organ tubuh, jaringan, sel-sel) dan fungsi yang berbeda dari yang lain sehingga untuk mencapai fungsi optimal kecukupan gizinya pun berbeda. Dalam memenuhi fungsi tubuh optimal ini terkadang memang diperlukan tambahan suplemen makanan baik berupa vitamin, mineral, atau enzim tertentu, tapi tentunya harus dikonsultasikan dengan dokter. Misalnya, seseorang yang sering mengalami diare atau gangguan pencernaan karena kekurangan enzim percernaan tertentu dalam ususnya, dapat dibantu dengan suplemen makanan tertentu sebagai tambahan obat yang diresepkan dokter.
Selain itu faktor usia di mana beberapa fungsi organ tubuh sudah menurun, seperti kurangnya penyerapan zat gizi atau gangguan pada gigi yang menyebabkan sulit makan, terkadang memerlukan suplemen makanan sebagai pelengkap kebutuhan asupan zat gizi.
Penggunaan suplemen makanan juga dapat bermanfaat untuk seseorang yang mengalami, misalnya, gangguan kekurangan gizi seperti anemia pada ibu hamil atau menyusui, avitaminosis, dan gondok. Juga bagi para perokok berat, peminum alkohol, dan pengguna obat-obatan dalam jangka waktu lama seperti anti-tuberkulosis yang memerlukan vitamin B6, pengguna obat antikejang, kontrasepsi steroid, dan antibiotik tertentu yang dapat menyebabkan defisiensi jenis vitamin atau mineral tertentu.
21 Mei 2008
SUPLEMEN MAKANAN
Diposting oleh UKIR MERDUT di 09.00
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar