SELAMAT-DATANG

Assalamu'alaikum warohmatullohi Wabarakatuh
SELAMAT DATANG KE TEMPAT KAMI DI MERDUT (MERPATI DUTA )
hatur nuhun .....

dukung persib

CLOSE FRIEND

13 Juli 2007

Untuk Kita renungkan



Saudara-saudaraku,
Alangkah baiknya jikalau kita mampu mengambil aneka hikmah dari makhluk apapun yang Allah SWTciptakan di muka bumi ini. Cacing, misalnya, adalah salah satu makhluk Allah yang selama ini kita anggap lemah, hina, dan menjijikan. Akan tetapi, sekiranya kita lebih bijak, maka kita pun akan dapat meluangkan waktu dan kepedulian kita untuk berpikir tentang peranan dan mamfaatnya bagi kita semua, yang mungkin selama ini amat terabaikan dari perhatian kita.

Saudaraku,
Hasil penyelidikan selama bertahun-tahun, ternyata cacing adalah makhluk yang luar biasa guna dan mamfaatnya bagi manusia dan kemanusiaan. Apakah pekerjaan cacing? Ternyata cacing adalah makhluk yang paling rajin menggali dan melubangi tanah, sehingga tanah pun menjadi gembur, yang membuat akar-akar tanaman bisa menembus tanah dengan lebih mudah.
Dia pun menjalar mengorek-ngorek tanah sehingga terdapat rongga penyimpanan air di dalam tanah yang memadai. Dengan demikian, pohon-pohonan bisa tumbuh dengan suburnya dan tersedia simpanan air dalam jumlah yang cukup, sehingga tidak hanya dapat diserap oleh akar, juga dapat ditimba oleh manusia melalui sumur-sumur, untuk berbagai keperluan hidup.
Cacing pun memakan tanah, lalu dilumatkannya di dalam perutnya, sehingga ketika dikeluarkan kembali, tanah itu menjadi lunak, ringan, dan gembur. Tanah pun menjadi baik untuk ditanami daripada sebelumnya. Demikian pun, dedaunan yang jatuh ke tanah dan menjadi sampah pun diubah kemamfaatannya, dengan cara dia benamkan ke dalam tanah, lalu dihancurkannya, sehingga berubahlah sampah itu menjadi pupuk yang jelas-jelas sangat besar mamfaatnya bagi kesuburan tanam-tanaman.
Dalam setengah hektar tanah itu kurang lebih terkandung 50.000 ekor cacing, yang mampu menggemburkan tanah seberat 10.000 ton setelah dikunyah oleh cacing tersebut. 'Prestasi' ini benar-benar tidak tertandingi oleh makhluk-makhluk lain ataupun peralatan pertanian buatan manusia. Setiap harinya cacing-cacing itu dengan tidak mengenal lelah membalikkan lapisan kulit bumi sehingga suasana di dalam tanah menjadi sangat baik. Dimakannya berbagai 'makanan' di dalam tanah, kemudian dikeluarkannya kembali dalam bentuk kapur, yang memang zat ini sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan.

Saudaraku,
Lain lagi dengan seekor lalat. Makhluk yang sering kita jumpai di tempat-tempat kotor ini ternyata justru sangat menyukai kebersihan. Kalau kita amati serangga ini, ternyata mereka mempunyai kebiasaan membersihkan diri sampai ke bagian-bagian yang terkecil dari bagian tubuhnya sekalipun. Lalat seringkali hinggap di suatu tempat lalu membersihkan tangan dan kakinya secara terpisah. Setelah itu lalat membersihkan debu yang menempel pada sayap dan kepalanya dengan menggunakan tangan dan kakinya secara menyeluruh. Lalat itu terus saja melakukan yang demikian sampai yakin akan kebersihan dirinya. Semua lalat dan serangga yang lain pun membersihkan tubuh mereka dengan cara yang sama, dengan penuh perhatian dan ketelitian sampai ke hal-hal yang kecil sekalipun. Ini menunjukkan ada satu-satunya pencipta yang mengajarkan kepada mereka cara membersihkan diri mereka sendiri.
Ketika terbang, lalat mengepakkan sayapnya kurang lebih 500 kali setiap detik. Padahal tak satu pun mesin buatan manusia yang mampu memiliki kecepatan yang luar biasa ini. Kalaulah ada, mesin itu akan hancur dan terbakar akibat gaya gesek. Namun sayap, otot, ataupun persendian lalat ini tidak mengalami kerusakan sedikit pun. Bahkan ia dapat terbang ke arah manapun tanpa terpengaruh oleh arah dan kecepatan angin. Dengan teknologi yang paling canggih sekalipun, manusia masih belum mampu membuat mesin yang memiliki spesifikasi dan teknik terbang yang luar biasa sebagaimana lalat.

Saudaraku,
Begitulah, makhluk hidup yang cenderung diremehkan dan tidak terlalu mendapat perhatian manusia, ternyata dapat melakukan pekerjaan yang tidak mampu dilakukan manusia. Tidak diragukan lagi, tidaklah mungkin mengklaim bahwa seekor cacing atau lalat melakukan ini semua semata-mata karena kemampuan dan kecerdasan yang ia miliki. Semua karakteristik istimewa dari lalat atau cacing adalah kemampuan yang Allah berikan kepadanya.
Pantaslah ketika Imam Ali r.a. menjumpai seekor semut dalam sebuah perjalanan, ia berhenti sejenak lalu mengajak para sahabat yang lain untuk merenungi hikmah apa dari makhluk kecil mungil ini. "Lihatlah" ungkapnya, "Semut yang bentuknya kecil, badannya lembut, hampir tidak dapat dilihat mata dan ditangkap pikiran. Bagaimana ia merangkak di buminya, mencari makanannya, memindahkan biji-bijian ke dalam lubangnya kemudian menyimpan di tempatnya? Pada musim panas, ia mengumpulkannya sebagai persiapan untuk musim dingin. Allah yang maha perkasa memberinya rizki, baik di pegunungan maupun di batu-batu kering. Kalau anda memikirkan baik-baik, bagaimana saluran-saluran makanannya, mana ujung dan pangkalnya, kotoran-kotoran di perutnya, bagaimana pula di kepala yang kecil itu terdapat mata dan telinga, niscaya anda akan mendapatkan keajaiban dalam ciptaan itu, meskipun anda akan sulit untuk menerangkannya. Maka, sungguh Mahatinggi Allah SWT yang menciptakan dan menyusunnya atas prinsip-prinsip-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang mampu menyamai-Nya, tidak pula ada pembantu dalam penciptaan-Nya..."
Tafakur terhadap semut yang saat ini jumlahnya mencapai 8800 spesies, sebenarnya cukup membuat kita makin merasa hina di hadapan Allah yang Mahaagung. Semakin banyak hal kita ketahui tentang serangga, akan semakin kagum kita kepada kebesaran-Nya.

Saudara-saudaraku,
Sungguh jikalau kita renungkan dalam-dalam keanekaragaman yang luar biasa dari kehidupan di muka bumi ini, pastilah akan kita temui kesempurnaan dari makhluk-makhluk yang Allah ciptakan.***

09 Juli 2007

foto-foto keluarga


APA ITU HADITS SHAHIH ?
Definisi Shahîh Secara bahasa (etimologi), kata الصحيح (sehat) adalah antonim dari kata السقيم (sakit). Bila diungkapkan terhadap badan, maka memiliki makna yang sebenarnya (haqiqi) tetapi bila diungkapkan di dalam hadits dan pengertian-pengertian lainnya, maka maknanya hanya bersifat kiasan (majaz).Secara istilah (terminologi), maknanya adalah:
مَا اتَّصَلَ سَنَدُهُ بِنَقْلِ اْلعَدْلِ الضَّابِطِ عَنْ مِثْلِهِ إِلَى مُنْتَهَاهُ مِنْ غَيْرِ شُذُوْذٍ وَلاَ عِلَّةٍ
Hadits yang bersambung sanad (jalur transmisi) nya melalui periwayatan seorang periwayat yang 'adil, Dlâbith, dari periwayat semisalnya hingga ke akhirnya (akhir jalur transmisi), dengan tanpa adanya syudzûdz (kejanggalan) dan juga tanpa 'illat (penyakit)Penjelasan Definisi- Sanad bersambung : Bahwa setiap rangkaian dari para periwayatnya telah mengambil periwayatan itu secara langsung dari periwayat di atasnya (sebelumnya) dari permulaan sanad hingga akhirnya.- Periwayat Yang 'Adil : Bahwa setiap rangkaian dari para periwayatnya memiliki kriteria seorang Muslim, baligh, berakal, tidak fasiq dan juga tidak cacat maruah (harga diri)nya.- Periwayat Yang Dlâbith : Bahwa setiap rangkaian dari para periwayatnya adalah orang-orang yang hafalannya mantap/kuat (bukan pelupa), baik mantap hafalan di kepala ataupun mantap di dalam tulisan (kitab)- Tanpa Syudzûdz : Bahwa hadits yang diriwayatkan itu bukan hadits kategori Syâdz (hadits yang diriwayatkan seorang Tsiqah bertentangan dengan riwayat orang yang lebih Tsiqah darinya)- Tanpa 'illat : Bahwa hadits yang diriwayatkan itu bukan hadits kategori Ma'lûl (yang ada 'illatnya). Makna 'Illat adalah suatu sebab yang tidak jelas/samar, tersembunyi yang mencoreng keshahihan suatu hadits sekalipun secara lahirnya kelihatan terhindar darinya.Syarat-SyaratnyaMelalui definisi di atas dapat diketahui bahwa syarat-syarat keshahihan yang wajib terpenuhi sehingga ia menjadi hadits yang Shahîh ada lima:Pertama, Sanadnya bersambungKe-dua, Para periwayatnya 'AdilKe-tiga, Para periwayatnya DlâbithKe-empat, Tidak terdapat 'illatKe-lima, tidak terdapat SyudzûdzBilamana salah satu dari lima syarat tersebut tidak terpenuhi, maka suatu hadits tidak dinamakan dengan hadits Shahîh.Contohnya
Untuk lebih mendekatkan kepada pemahaman definisi hadits Shahîh, ada baiknya kami berikan sebuah contoh untuk itu.Yaitu, hadits yang dikeluarkan oleh Imam al-Bukhari di dalam kitabnya Shahîh al-Bukhâriy, dia berkata:
حدثنا عبد الله بن يوسف، قال أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه، قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قرأ في المغرب بالطور
('Abdullah bin Yusuf menceritakan kepada kami, dia berkata, Malik memberitakan kepada kami, dari Ibn Syihab, dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im, dari ayahnya, dia berkata, aku telah mendengar Rasulullah Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam telah membaca surat ath-Thûr pada shalat Maghrib)Hadits ini dinilai Shahîh karena:1. Sanadnya bersambung, sebab masing-masing dari rangkaian para periwayatnya mendengar dari syaikhnya. Sedangkan penggunaan lafazh عن (dari) oleh Malik, Ibn Syihab dan Ibn Jubair termasuk mengindikasikan ketersambungannya karena mereka itu bukan periwayat-periwayat yang digolongkan sebagai Mudallis (periwayat yang suka mengaburkan riwayat).
2. Para periwayatnya dikenal sebagai orang-orang yang 'Adil dan Dlâbith. Berikut data-data tentang sifat mereka itu sebagaimana yang dinyatakan oleh ulama al-Jarh wa at-Ta'dîl :a. 'Abdullah bin Yusuf : Tsiqah Mutqinb. Malik bin Anas : Imâm Hâfizhc. Ibn Syihab : Faqîh, Hâfizh disepakati keagungan dan ketekunan mereka berduad. Muhammad bin Jubair : Tsiqahe. Jubair bin Muth'im : Seorang shahabat
3. Tidak terdapatnya kejanggalan (Syudzûdz) sebab tidak ada riwayat yang lebih kuat darinya.
4. Tidak terdapatnya 'Illat apapun.Hukumnya
Wajib mengamalkannya menurut kesepakatan (ijma') ulama Hadits dan para ulama Ushul Fiqih serta Fuqaha yang memiliki kapabilitas untuk itu. Dengan demikian, ia dapat dijadikan hujjah syari'at yang tidak boleh diberikan kesempatan bagi seorang Muslim untuk tidak mengamalkannya.Makna Ungkapan Ulama Hadits "Hadits ini Shahîh" "Hadits ini tidak Shahîh"1. Yang dimaksud dengan ucapan mereka "Hadits ini Shahîh" adalah bahwa lima syarat keshahihan di atas telah terealisasi padanya, tetapi dalam waktu yang sama, tidak berarti pemastian keshahihannya pula sebab bisa jadi seorang periwayat yang Tsiqah keliru atau lupa.
2. Yang dimaksud dengan ucapan mereka "Hadits ini tidak Shahîh" adalah bahwa semua syarat yang lima tersebut ataupun sebagiannya belum terealisasi padanya, namun dalam waktu yang sama bukan berarti ia berita bohong sebab bisa saja seorang periwayat yang banyak kekeliruan bertindak benar.Apakah Ada Sanad Yang Dipastikan Merupakan Sanad Yang Paling Shahih Secara Mutlak?
Pendapat yang terpilih, bahwa tidak dapat dipastikan sanad tertentu dinyatakan secara mutlak sebagai sanad yang paling shahih sebab perbedaan tingkatan keshahihan itu didasarkan pada terpenuhinya syarat-syarat keshahihan, sementara sangat jarang terelasisasinya kualitas paling tinggi di dalam seluruh syarat-syarat keshahihan. Oleh karena itu, lebih baik menahan diri dari menyatakan bahwa sanad tertentu merupakan sanad yang paling shahih secara mutlak. Sekalipun demikian, sebagian ulama telah meriwayatkan pernyataan pada sanad-sanad yang dianggap paling shahih, padahal sebenarnya, masing-masing imam menguatkan pendapat yang menurutnya lebih kuat.
Diantara pernyataan-pernyataan itu menyatakan bahwa riwayat-riwayat yang paling shahih adalah:
1. Riwayat az-Zuhriy dari Salim dari ayahnya ('Abdulah bin 'Umar ; ini adalah pernyataan yang dinukil dari Ishaq bin Rahawaih dan Imam Ahmad.
2. Riwayat Ibn Sirin dari 'Ubaidah dari 'Aliy (bin Abi Thalib) ; ini adalah pernyataan yang dinukil dari Ibn al-Madiniy dan al-Fallas.
3. Riwayat al-A'masy dari Ibrahim dari 'Alqamah dari 'Abdullah (bin Mas'ud) ; ini adalah pernyataan yang dinukil dari Yahya bin Ma'in.
4. Riwayat az-Zuhriy dari 'Aliy dari al-Husain dari ayahnya dari 'Aliy ; ini adalah pernyataan yang dinukil dari Abu Bakar bin Abi Syaibah.
5. Riwayat Malik dari Nafi' dari Ibn 'Umar ; ini adalah pernyataan yang dinukil dari Imam al-Bukhariy.Kitab Yang Pertama Kali Ditulis Dan Hanya Memuat Hadits Shahih Saja
Kitab pertama yang hanya memuat hadits shahih saja adalah kitab Shahîh al-Bukhâriy, kemudian Shahîh Muslim. Keduanya adalah kitab yang paling shahih setelah al-Qur'an. Umat Islam telah bersepakat (ijma') untuk menerima keduanya.
Mana Yang Paling Shahih Diantara Keduanya?
Yang paling shahih diantara keduanya adalah Shahîh al-Bukhâriy, disamping ia paling banyak faidahnya. Hal ini dikarenakan hadits-hadist yang diriwayatkan al-Bukhariy paling tersambung sanadnya dan paling Tsiqah para periwayatnya. Juga, karena di dalamnya terdapat intisari-intisari fiqih dan untaian-utaian bijak yang tidak terdapat pada kitab Shahîh Muslim.
Tinjauan ini bersifat kolektif, sebab terkadang di dalam sebagian hadits-hadits yang diriwayatkan Imam Muslim lebih kuat daripada sebagian hadits-hadits al-Bukhariy.Sekalipun demikian, ada juga para ulama yang menyatakan bahwa Shahîh Muslim lebih shahih, namun pendapat yang benar adalah pendapat pertama, yaitu Shahîh al-Bukhâriy lebih shahih.Apakah Keduanya Mencantumkan Semua Hadits Shahih Dan Komitmen Terhadap Hal itu?
Imam al-Bukhariy dan Imam Muslim tidak mencantumkan semua hadits ke dalam kitab Shahîh mereka ataupun berkomitmen untuk itu. Hal ini tampak dari pengakuana mereka sendiri, seperti apa yang dikatakan Imam Muslim, "Tidak semua yang menurut saya shahih saya muat di sini, yang saya muat hanyalah yang disepakati atasnya."Apakah Hanya Sedikit Hadits Shahih Lainnya Yang Tidak Sempat Mereka Berdua Muat?
Ada ulama yang mengatakan bahwa hanya sedikit saja yang tidak dimuat mereka dari hadits-hadits shahih lainnya. Namun pendapat yang benar adalah bahwa banyak hadits-hadits shahih lainnya yang terlewati oleh mereka berdua. Imam al-Bukhariy sendiri mengakui hal itu ketika berkata, "Hadits-hadits shahih lainnya yang aku tinggalkan lebih banyak."
Dia juga mengatakan, "Aku hafal sebanyak seratus ribu hadits shahih dan dua ratus ribu hadits yang tidak shahih."