SELAMAT-DATANG

Assalamu'alaikum warohmatullohi Wabarakatuh
SELAMAT DATANG KE TEMPAT KAMI DI MERDUT (MERPATI DUTA )
hatur nuhun .....

dukung persib

CLOSE FRIEND

04 Oktober 2007

hikmah Sufi ( bukan suka film )

Teka-teki Imam Al-Ghazali
Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya, lalu beliau bertanya ( Teka Teki ) :
Imam Ghazali: "Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?" Murid 1: "Orang tua" Murid 2: "Guru" Murid 3: "Teman" Murid 4: "Kaum kerabat" Imam Ghazali: "Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Surah Ali-Imran :185).
Imam Ghazali: "Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?" Murid 1: " Negeri Cina " Murid 2: "Bulan" Murid 3: "Matahari" Murid 4: "Bintang-bintang" Iman Ghazali: "Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama".
Iman Ghazali: "Apa yang paling besar didunia ini ?" Murid 1: "Gunung" Murid 2: "Matahari" Murid 3: "Bumi" Imam Ghazali: "Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A'raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka."
Imam Ghazali: "Apa yang paling berat didunia?" Murid 1: "Baja" Murid 2: "Besi" Murid 3: "Gajah" Imam Ghazali: "Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah."
Imam Ghazali: "Apa yang paling ringan di dunia ini ?" Murid 1: "Kapas" Murid 2: "Angin " Murid 3: "Debu" Murid 4: "Daun-daun" Imam Ghazali: "Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SHALAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan shalat "
Imam Ghazali: "Apa yang paling tajam sekali didunia ini ?" Murid- Murid dengan serentak menjawab: " Pedang " Imam Ghazali: " Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasan saudaranya sendiri.



Kisah Pemuda Penentang Para Sufi
Alkisah, ada seorang pemuda yang selalu berkoar-koar menentang para sufi. Suatu hari, Dzun-Nun mencabut cincin dari jarinya dan memberikannya kepada si pemuda."Bawalah cincin ini ke pasar, dan gadaikanlah seharga satu dinar (uang emas)," kata Dzun-Nun.Pemuda itu pun membawa cincin Dzun-Nun kepasar, tetapi tidak ada yang mau membelinya lebih dari satu dirham (uang perak). Akhirnya, pemuda itu kembali dan memberitahukan Dzun-Nun akan hal tersebut."Sekarang bawalah cincinku ini ke toko perhiasan, dan tanyakan berapa mereka menghargainya," kata Dzun-Nun kepada si pemuda.Para ahli perhiasan menghargai cincin itu seribu dinar. Setelah pemuda itu kembali, Dzun-Nun berkata padanya, "Engkau mengetahui para sufi sebagaimana para pemilik kios di pasar mengetahui cincin ini."Pemuda itu akhirnya bertobat, dan tidak lagi apriori kepada para sufi.



Anekdot Fudhail Ibnu ‘Iyadh
Allah pun CemburuSuatu hari, Fudhail memangku seorang anak berusia empat tahun, dan menciumi pipinya sebagaimana kebiasaan para ayah."Ayah, apakah engkau mencintaiku?" tanya anak"ya," jawab Fudhail."Apakah engkau mencintai Allah?""Ya.""Berapa hati yang engkau miliki?" tanya anak itu Iagi."Satu," Fudhail menjawab"Dapatkah engkau mencintai dua hal dengan satu hati?" tanya anak ituSeketika itu Fudhail sadar bahwa bukan anak itu yang bicara, sesungguhnya itu adalah instruksi ilahiyah. Dipenuhi rasa cemburu untuk Allah, ia mulai memukul mukul kepalanya dan bertobat. la mengambil hatinya dari anak itu, dan menyerahkannya kepada Allah.***Yang Maha PemurahSuatu hari, Fudhaid berdiri di Arafah. Seluruh jemaah haji di sana mcnangis dan meratap, merendahkan diri mereka dan memanjatkan doa yang remeh temeh."Subhanallah!" pekik Fudhail. "Jika.banyak orang menemui seorang pria pada satu waktu dan hanya meminta sekeping uang perak padanya, bagaimana menurut kalian? Apakah pria itu akan mengecewakan sedemikian banyak orang (dengan. menolak permintaan mereka)?"Mereka menjawab, "Tidak"."Nah," kata Fudhail, "jelas lebih mudah bagi Allah Yang Mahakuasa untuk mengampuni mereka semua ketimbang bagi pria itu untuk memberi sekeping uang perak. Karena Dia adalah Yang Maha pemurah dari yang pemurah, maka ada harapan jiwa Dia akan mengampuni semua."***Dengan CintaSuatu kali, anak laki laki Fudhail mengalami gangguan buang air kecil. Fudhail datang dan mengangkat kedua tangannya.Ia berdo'a, "Ya Tuhanku, dengan cintaku pada-Mu, sembuhkanlah ia dari sakitnya."Belum lagi ia bangkit dari duduknya, anaknya telah sembuh.***Doa FudhailFudhAil sering berdoa seperti ini: 'Ya Allah, Ya Tuhanku, bermurah hatkilah pada-ku! Karena Engkau mengetahui tobatku; dan janganlah Engkau hukum aku, karena kekuasaan-Mu meliputiku."Lalu ia akan meneruskan, "Ya Allah, Engkau membuat aku terus lapar, dan Engkau membuat anak-anakku terus lapar. Engkau membuatku terus lelanjang, dan Engkau membuat anak anakku terus telanjang. Engkau tidak memberiku lentera di malam hari. Semua (keadaan) ini Engkau karuniakan kepada para sahabat-Mu. Stasiun spiritual apa yang telah dicapai Fudhail, sehingga ia mendapat amigerah ini dari-Mu?"***Senyuman FudhailSelama tiga puluh tahun, tidak ada scorang yang melihat Fudhail tersenyum, kecuali pada ketika anak laki-lakinya meninggal dunia. Ketika itu barulah ia tersenyum."Wahai Syekh, apakah saat ini merupakan hari yang tepat untuk tersenyum?", Fudhail ditanya."Aku sadar, bahwa Allah ridha atas kematian anakku,"jawabnya. "Aku tersenyum karena aku ridha dengan keridhaan-Nya."
---(ooo)---

Tidak ada komentar: