Sudah 2 bulan lebih di rumah tidak ada televisi nyala, ternyata tidak membuat hidup menjadi lebih susah malah intensitas pertemuan dengan anak dan istri menjadi lebih baik karena sering mengobrol, bercanda , bermain komputer di PC atau sekedar main game di PDA, dan tentu lebih sering membaca buku baik novel ataupun buku pelajaran, atau sekedar jalan-jalan pagi disekitar komplek atau ,alah beres-beres rumah .
Hari Tanpa TV –
Sebuah Gerakan Menciptakan Masyarakat dan Industri Penyiaran yang Sehat
Mengapa harus ada Aksi “Hari Tanpa TV?”Sebuah Gerakan Menciptakan Masyarakat dan Industri Penyiaran yang Sehat
Sekitar 60 juta anak Indonesia menonton TV selama berjam-jam hampir sepanjang hari. Anak-anak menonton apa saja karena kebanyakan keluarga tidak memberi batasan menonton yang jelas. Mulai dari acara gosip selebritis, berita kriminal yang berdarah-darah, sinetron remaja yang permisif dan penuh kekerasan, intriks, mistis, amoral, film dewasa yang diputar dari pagi hingga malam, penampilan grup musik berpakaian seksi dengan lirik orang dewasa yang tidak mendidik, sinetron berbungkus agama yang banyak menampilkan rekaan azab, hantu, iblis, siluman, dan seterusnya. Bahkan, acara anak pun dipenuhi oleh adegan yang tidak aman dan tidak pantas ditonton anak (Kompas, Juli 2006).
Bayangkan, kalau anak-anak kita adalah salah satu dari mereka yang tiap hari harus menelan acara TV yang tidak mendidik. Anak-anak bisa kehilangan kepolosan dan keceriaannya, tersempitkan persepsinya dalam dunia orang dewasa yang penuh intrik, mengimitasi budaya instan dan perilaku antisosial, dan lain-lain.
Kita semua prihatin dengan kondisi ini. Di satu sisi, kita membutuhkan televisi sebagai sarana informasi dan komunikasi, di sisi lain, kita melihat televisi berkembang menjadi industri penyiaran yang gagal menyediakan alternatif program yang mencerdaskan penontonnya. Sayangnya, keprihatinan itu baru sebatas wacana. Diperlukan aksi yang lebih konkret untuk mengubah wacana keprihatinan menjadi sesuatu yang benar-benar nyata, sehingga upaya menciptakan khalayak yang cerdas dan industri penyiaran yang sehat, dapat terwujud. Untuk itulah, sejumlah pemerhati dan aktivis media berencana menyelenggarakan kembali Aksi “Hari Tanpa TV,” yang secara serempak akan diselenggarakan di 5 kota: Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makasar.
Aksi “Hari Tanpa TV” di Bandung dikoordinir oleh kami—Bandung School of Communication Studies (Bascomms). Melalui Aksi “Hari Tanpa TV”, kami bermaksud mengajak khalayak untuk tidak menyalakan televisi selama sehari, pada hari Minggu 22 Juli 2007. Aksi ini memiliki dua tujuan bagi dua sasaran yang berbeda. Pertama, bagi masyarakat, aksi ini bertujuan untuk membentuk dan meningkatkan kesadaran kritis masyarakat terhadap tayangan televisi yang tidak mencerdaskan. Menimbulkan semacam awareness agar mengkritisi tayangan televisi, sekaligus memperlihatkan bahwa masyarakat punya pilihan untuk mematikan televisi, jika tidak diperoleh alternatif tayangan lain yang aman ditonton. Selain itu, aksi ini juga ingin mengingatkan masyarakat bahwa masih banyak terdapat pilihan lain yang jauh lebih bermanfaat untuk mengisi waktu daripada sekadar menonton TV. Kedua, bagi industri penyiaran, aksi ini bertujuan memperlihatkan bentuk keprihatinan masyarakat terhadap tayangan TV yang tidak aman dan tidak bersahabat bagi anak maupun keluarga. Lewat aksi bersama, yaitu mematikan televisi pada hari yang ditetapkan, kami ingin memperlihatkan bahwa anggota masyarakat dapat bersatu dalam menyikapi perilaku industri televisi yang tidak berpihak bagi kepentingan publik. Aksi “Hari Tanpa TV”, karenanya, merupakan strong message bagi industri penyiaran agar memperbaiki kualitas tayangannya, dan memperhatikan kepentingan khalayaknya.
Melalui gerakan ini, kami sama sekali tidak bermaksud mengajak masyarakat untuk memusuhi televisi. Mengkritisi televisi tidak lain merupakan sebuah upaya yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk menjadikan dunia penyiaran sebagai industri yang sehat dan beretika. Keberhasilan gerakan ini jelas tercermin dari dukungan yang Anda berikan. Karena itu, kami mengajak Anda untuk turut berpartisipasi dan memberi kontribusi bagi rangkaian kegiatan yang akan kami selenggarakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar