Menghadapi Kegagalan
Kegagalan menjadi sesuatu yang benar-benar penting dan kita perlukan jika kita dapat memahami hal-hal berikut ;
Kita belum gagal, kecuali bila kita memutuskan untuk berhenti berusaha.
Kita belum gagal jika masih ada hari esok yang memungkinkan kita untuk mencoba lagi.
Kita belum gagal jika kita menerima kebelumberhasilan sebagai umpan balik (feedback) untuk memfokuskan usaha selanjutnya.
Kita belum gagal jika kebelumberhasilan kita tanggapi dengan selera humor yang tinggi.
Kita belum gagal, jika kebelumberhasilan kita anggap bagian dari pengalaman hidup untuk lebih bijak, beriman dan bertakwa.
Kita belum gagal bila kebelumberhasilan kita terima sebagai jalan yang memang harus dilalui untuk sampai pada suatu berhasil.
Kita belum gagal, jika kita sadar bahwa tak ada yang abadi di dunia ini, kegagalan pun tidak.
Yang terpenting dari suatu pengalaman--entah itu disebut kegagalan ataupun keberhasilan, dan baik yang dialami sendiri atau pun dipetik dari orang lain--adalah apa yang bisa kita pelajari dari hal itu. Dan sepanjang kita belajar sesuatu, maka pengalaman itu menjadi penting. Pengalaman yang tidak membuat kita belajar, itulah satu-satunya hal yang dianggap kegagalan yang sesungguhnya.
Maka dari itu tidak ada kata “gagal” bagi orang yang mau terus-menerus mengambil pelajaran dari setiap peristiwa. kita menyimpulkan bahwa sebenarnya tidak ada kegagalan dalam hidup ini selama kita mu mengambil pelajaran dari setiap peristiwa. Ada ungkapan hanya da dua pilihan dalam hidup ini bagi orang yang mau belajar yaitu ; WINNER OR LEARNER.
Ingat !!!…. kegagalan berasal dari persepsi kita. Dan Kesuksesan pun berasal dari persepsi kita. Setiap kegagalan yag kita alami itu hanya merupakan hasil buah persepsi kita terhadap apa yang terjadi disekitar kita, begitupun kesuksesan. Dalam Al-qur’an Allah SWT setiap menyebutkan/memeritahkan amal soleh selalu mengwalinya dengan “iman”, seperti dalam QS. Albaqarah ; 3
Kegagalan menjadi sesuatu yang benar-benar penting dan kita perlukan jika kita dapat memahami hal-hal berikut ;
Kita belum gagal, kecuali bila kita memutuskan untuk berhenti berusaha.
Kita belum gagal jika masih ada hari esok yang memungkinkan kita untuk mencoba lagi.
Kita belum gagal jika kita menerima kebelumberhasilan sebagai umpan balik (feedback) untuk memfokuskan usaha selanjutnya.
Kita belum gagal jika kebelumberhasilan kita tanggapi dengan selera humor yang tinggi.
Kita belum gagal, jika kebelumberhasilan kita anggap bagian dari pengalaman hidup untuk lebih bijak, beriman dan bertakwa.
Kita belum gagal bila kebelumberhasilan kita terima sebagai jalan yang memang harus dilalui untuk sampai pada suatu berhasil.
Kita belum gagal, jika kita sadar bahwa tak ada yang abadi di dunia ini, kegagalan pun tidak.
Yang terpenting dari suatu pengalaman--entah itu disebut kegagalan ataupun keberhasilan, dan baik yang dialami sendiri atau pun dipetik dari orang lain--adalah apa yang bisa kita pelajari dari hal itu. Dan sepanjang kita belajar sesuatu, maka pengalaman itu menjadi penting. Pengalaman yang tidak membuat kita belajar, itulah satu-satunya hal yang dianggap kegagalan yang sesungguhnya.
Maka dari itu tidak ada kata “gagal” bagi orang yang mau terus-menerus mengambil pelajaran dari setiap peristiwa. kita menyimpulkan bahwa sebenarnya tidak ada kegagalan dalam hidup ini selama kita mu mengambil pelajaran dari setiap peristiwa. Ada ungkapan hanya da dua pilihan dalam hidup ini bagi orang yang mau belajar yaitu ; WINNER OR LEARNER.
Ingat !!!…. kegagalan berasal dari persepsi kita. Dan Kesuksesan pun berasal dari persepsi kita. Setiap kegagalan yag kita alami itu hanya merupakan hasil buah persepsi kita terhadap apa yang terjadi disekitar kita, begitupun kesuksesan. Dalam Al-qur’an Allah SWT setiap menyebutkan/memeritahkan amal soleh selalu mengwalinya dengan “iman”, seperti dalam QS. Albaqarah ; 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar